Logo Tirainews.com

Laut Bagansiapiapi Rohil Masih Idola Dengan Kekayaan Ikanya

Laut Bagansiapiapi Rohil Masih Idola Dengan Kekayaan Ikanya
Foto: ist

BAGANSIAPIAPI – Kabupaten Rokan Hilir pernah populer. Untuk sektor perikanan. Ini catatan untuk Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, yang harus didukung semua pihak. Karena sektor perikanan semakin handal.

Potensi perikanan yang terdapat di tujuh kabupaten/kota di wilayah pesisir Riau yang sangat kaya akan potensi kelautan dan perikanan, terutama di Kabupaten Rokan Hilir dengan luasan perairan yang besar dan berada dijalur strategis di Selat Melaka yang masih primadon bagi masyarakat maupun bagi daerah lainnya.
 
Dulunya kabupaten Rokan Hilir khusunya kota Bagansiapiapi dinobatkan sebagai daerah penghasil ikan nomor dua didunia. Dimasa-masa kejayaan itu para nelayan hidup sejahtera dengan hasil tangkapan yang berlimpah ruah. Selain cukup untuk kebutuhan konsumsi, hasil perikanan itu seperti ikan, kerang juga banyak dimanfaatkan untuk diolah menjadi ikan asinan.

Bahkan, kota Bagansiapiapi konon dulunya juga pernah sebagai pengekspor ubur-ubur terbesar keluar negeri untuk kebutuhan kosmetik. Seiring dengan waktu, masa-masa kegemilangan yang pernah diraih itu kini hanya tinggal kenangan diakibatkan hasil tangkapan nelayan yang setiap tahunnya terus menurun.

Walaupun kenangan itu hingga saat ini terasa kurang, namun penghasil ikan oleh para nelayana Rohil masih menjanjikan. setiap melakukan penangkapan ikan di laut Rohil. bahkan hasil ikan tersebut telah dijual di dalam daerah maupun di luar daerah. 

Untuk menghasilkan tangkapan ikan oleh masyarakat di laut Rohil, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) setiap tahun terus mengadakan berbagai program, diataranya memberikan bantuan peralatan penangkapan ikan kepada para nelayan, kemudian memberikan bantuan kapal spoat setiap tahunnya. bahkan juga memberikan bibit ikan bagi para nelayan yang mengembangkan perikanan di sektor air tawar.


"Jadi kalau kekayaan laut ini tidak digunakan dengan baik akan dimanfaatkan oleh orang lain padahal yang punya kita, apalagi potensi laut di Rohil memang sangat kaya belum lagi di Pulau Jemur, kalau kita tidak peduli akan menjadi bumerang bagi kita sendiri," kata Bupati dalam suatu kesempatan belum lama ini di Bagansiapiapi.

Masih kata Bupati, potensi perikanan yang pernah dilihatnya secara langsung saat berkunjung di Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rohil pada 1993-1994 dimana waktu itu beragam hasil perikanan banyak diolah masyarakat tempatan.

"Banyak hasil laut seperti kerang, ikan, termasuk ubur-ubur telah di ekspor ke Malaysia untuk kosmetik, bahkan potensi itu sekarang masih ada," kata Bupati dengan semangat.

Mengingat hasil laut tersebut Diskanlut dalam hal ini akan mensinergikan dengan masyarakat guna pengembangan perikanan termasuk melestarikan Budidaya Kerang yang menjadi makanan khas Rohil.

Untuk itu, sambung dia keberadaannya harus dipertahankan mengingat sejauh ini belum ada metode untuk pembenihan kerang tersebut.

"Dengan potensi lautan yang kaya di Rohil hendaknya diimbangi dengan budidaya, apalagi kalau hasil laut sampai dimanfaatkan dari luar, ini jelas bakal menjadi persoalan, hal ini sangat sampai terjadi." ujar Bupati.

Sejauh ini keberadaan Forum Koordinasi Tindak Pidana Perikanan telah terbentuk di Kabupaten Rohil dan Meranti, namun ia berharap agar kedepannya bisa terbentuk lagi forum yang sama di kabupaten/kota yang dikategorikan sebagai kawasan pesisir di Riau.

Sementara itu, Kepala Diskanlut Rohil M. Amin mengatakan, pihaknya terus melaksanakan kegiatan sosialisasi guna menerapkan peraturan dan undang-undang yang berlaku. perikanan di Rohil menjadi perhatian pihaknya dalam menghasilkan produk ikan sebanyak-banyaknya.


Ia menyadari bahwa saat ini masih banyak nelayan Rohil yang menggunakan alat tangkap yang dikategorikan terlarang seperti alat Sungkur dan sejenisnya.

"Untuk sementara ini kami sosialisasi menunggu koordinasi dari pihak terkait, kalau pelarangan masih dalam proses karena belum ada bantuan alat tangkap lain yang baru, sementara pelarangan alat tangkap sudah berjalan, makanya perlu dipikirkan lagi apa alat penggantinya agar bisa diterapkan sehingga penertiban yang dilakukan nantinya tidak meresahkan," ujar Amin.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rokan Hilir sejak awal berdirinya menyadari bahwa Kabupaten Rokan Hilir merupakan daerah yang memiliki potensi untuk berkembangnya produksi, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan selain itu secara historis kabupaten ini merupakan penghasil ikan terbesar khususnya Kecamatan Bangko dan Kecamatan Kubu. Hasil ekspor komoditi ikan yang berasal dari wilayah perairan yang cukup luas, memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.

Di samping ikan di laut, lanjut Amin. Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir merencanakan dan menargetkan semua daerah yang ada di delapanbelas kecamatan mempunyai kegiatan budidaya ikan air tawar. Kegiatan budidaya ikan air tawar tersebut dapat dipadu dengan sektor pendukung lainnya seperti pertanian tanaman pangan maupun peternakan. hal ini sebagai upaya Pemkab Rohil dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.(adv/hms/las)