Logo Tirainews.com

Tim Pengabdian dan Mahasiswa Kukerta Unri Ajarkan Petani Mengolah Limbah Menjadi Kompos

Tim Pengabdian dan Mahasiswa Kukerta Unri Ajarkan Petani Mengolah Limbah Menjadi Kompos

Tirainews.com - Melimpahnya limbah tanaman serai wangi di Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau ini diolah menjadi kompos oleh mahasiswa kukerta Universitas Riau (Unri) dengan menggunakan larutan EM4 dan kotoran ternak. 

Program kegiatan yang dilaksanakan pada Ahad, 26 Juli 2020 di kebun serai wangi ini diikuti oleh beberapa petani serai wangi Desa Siabu. Dr Azriyenni, Dosen Pembimbing Lapangan kukerta Unri mengatakan, kompos memiliki banyak manfaat terutama baik untuk tanaman dan memperbaiki unsur hara tanah. 

"Juga tidak kalah penting lagi adalah dapat menurunkan biaya produksi tanam karena bahan yang digunakan hanya dengan memanfaatkan tumpukan limbah serai wangi, serta ditambah dengan kotoran ternak atau bisa juga dengan menggunakan sampah organik,” ujarnya. 

Hasil dari pengolahan kompos tersebut dapat dijual sehingga nantinya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar Desa Siabu. “Awalnya kami ingin membuat sebuah inovasi yaitu mengolah minyak atsiri hasil penyulingan menjadi sabun. Namun karena minyak yang dihasilkan dari proses penyulingan tidak mencukupi banyaknya, maka kami lihat tumpukan limbah hasil penyulingan yang tidak dimanfaatkan karenanya kami mengolah tumpukan limbah ini menjadi kompos,” ujar Iskandar, ketua kelompok kukerta Unri di Desa Siabu.

Pada mulanya, tim kukerta dan petani membuat lubang yang kemudian dilapisi dengan menggunakan plastik hitam. Kemudian seluruh bahan yang telah disediakan dicampur sera diaduk hingga rata, kemudian lubang ditutupi dengan menggunakan seng.

Marsono, pemilik kebun tanaman serai wangi mengapresiasi kepada mahasiswa kukerta yang telah melaksanakan kegiatannya di Desa Siabu. “Pelatihan pembuatan kompos ini tentu sangat membantu masyarakat khususnya petani untuk mengolah limbah serai wangi menjadi kompos karena limbah tersebut lebih ramah lingkungan,” kata Marsono.