PAYAKUMBUH - Banyak politisi yang muncul jelang pelaksanaan Pilkada serentak dengan mengumbar janji sebagai cara mereka mendekati pemilih, bahkan banyak yang rela bela-belain untuk hadir di tengah-tengah masyarakat disaat jelang Pilkada.
Langkah-langkah ini memang sudah menjadi pemandangan setiap perhelatan politik Pemilu dan Pilkada di daerah.
Pengamat Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Ilhamdi Taufik, SH MH mengatakan memang saat ini dinamika politik di Sumatera Barat jelang Pilkada mulai terlihat riuh.
Ini karena banyaknya bakal calon yang muncul, terutama di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat, menawarkan program dan visi misi ke masyarakat serta ke partai pengusung.
Namun sebagai orang yang selama ini mengamati proses pemilu baik itu pemilu dan Pilkada di Sumbar, melihat ada tiga modal utama yang harus dimiliki bakal calon ketika ingin maju di Pilkada Sumbar.
Pertama seorang pemimpin di Sumatera Barat harus berilmu ditandai dengan memiliki pendidikan atau bersekolah, kemudian memiliki integritas yang peduli dengan kampungnya menjadi bekal yang penting dalam melangkah.
Berikutnya yang tidak kalah penting menurutnya, orang yang mencalonkan itu sudah selesai dengan dirinya atau mapan, secara finansial cukup, tidak menjadikan jabatan sebagai pekerjaan untuk mencari hidup.
"Calon yang menginfakkan diri untuk kepala daerah. Karena PAD kota - kota kecil di Sumbar itu rendah, umumnya APBD rendah," ujar Ilhamdi, Jumat (07/06/2024).
Ketika pendidikan, integritas dan kemapanan tidak mendukung pada sosok bakal calon yang terpilih, nantinya akan banyak persoalan, mulai dari terjadi penyanderaan partai politik dan legislatif sebagai orang partai.
"Makanya tiga aspek itu harus dimiliki oleh Bacalon yang ingin bertarung dan serius memimpin di Sumbar,"ujarnya.
Dosen Hukum Tata Negara Unand 36 tahun ini pun menggambarkan Pilkada Kota Payakumbuh yang menurutnya ada bakal calon di sana saat berdialog dengannya mengeluarkan pernyataan yang cukup menarik.
"Yang sangat mengagetkan saya, ada Bacalon Walikota Payakumbuh Zulmaeta yang bercerita ke saya, berani menginfakkan gaji untuk pembangunan Masjid dan Rumah Tahfiz di daerahnya, dia sudah mapan dan hanya berniat menginfakkan diri untuk daerahnya,"ujarnya.
Ia melihat keberanian dari dr Zulmaeta maju di Pilkada Kota Payakumbuh dan memiliki tujuan yang jelas, apalagi bukan mencari pekerjaan lagi sebagai walikota.
"Saya tidak mendiskreditkan Bacalon lain, hanya saja dia yang berani, dia ngomong dengan saya bisa dikroscek, saya mohon maaf jika Bacalon lain tersinggung tapi ini untuk kemajuan daerah, orang yang tulus untuk daerahnya,"ujar Ilhamdi yang mengaku tidak begitu dekat dengan dr Zulmaeta baru sekali bertemu dan hanya tertarik dengan sepak terjang dokter tersebut.
Maka kategori dr Zulmaeta ini menurut Ilhamdi Taufik, orang yang sudah selesai di dirinya, dan betul-betul mengabdi untuk kampung.
Memang diakuinya saat ini khusus Pilwako Payakumbuh sudah banyak yang bermunculan Bacalon mulai dari yang pernah bertarung, sampai wajah baru dan para pemilik partai serta tokoh profesional yang ingin mengabdi.
"Yang lain banyak juga yang hebat saat ini bermunculan, biasanya memang ramai kontentasinya lebih dari dua pasang setiap Pilkada di Payakumbuh,"jelasnya.
Namun perlu digaris bawahi, jika yang menjadi pemimpin Payakumbuh selama 25 tahun belakangan ini merupakan tokoh asal Payakumbuh namun berkecimpung di luar Payakumbuh.
Maka kedepan juga, pemilih menurut Ilhamdi Taufik harus melihat dari tiga aspek tersebut jika ingin memilih pemimpin yang bisa memajukan daerahnya.