Pendidikan adalah hak dasar setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Di Sekolah Luar Biasa (SLB), guru memiliki peran penting untuk mendukung ABK dalam meraih masa depan yang lebih baik. Tugas mereka tidak hanya sekadar mengajar, tetapi juga memahami kebutuhan unik setiap anak agar dapat memberikan dukungan yang sesuai dengan kondisi mereka.
Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, baik dalam aspek pembelajaran, emosi, maupun interaksi sosial. Misalnya, anak dengan hambatan intelektual atau autisme memerlukan pendekatan yang lebih spesifik agar proses pembelajaran menjadi efektif. Oleh karena itu, pemahaman guru terhadap karakteristik dan kebutuhan ABK sangat penting. Dengan pemahaman yang baik, potensi anak dapat lebih optimal dikembangkan, kualitas pendidikan meningkat, dan hak mereka sebagai anak terpenuhi dengan layak.
Namun, kenyataan di lapangan masih menunjukkan adanya kekurangan dalam pemahaman guru terhadap cara mendidik ABK, khususnya di SLB di Pekanbaru. Sebagian guru belum memiliki keterampilan yang cukup untuk menghadapi tantangan ini. Kondisi ini menunjukkan perlunya pelatihan dan pembinaan bagi guru agar mereka lebih siap dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan nyaman bagi ABK.
Seperti diungkapkan oleh mahasiswa Pendidikan Khusus Universitas Lancang Kuning, Dini muktia roza, Ibra naziva salwa, Sri ramadhani, Rachman fauzy, dan Bagas pratama saat melakukan observasi di SLB, mereka menemukan beberapa anak mengalami permasalahan yang tidak mendapat intervensi memadai. Pengalaman ini mendorong mereka untuk lebih giat belajar demi meningkatkan kompetensi dalam dunia pendidikan khusus.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap kebutuhan ABK yaitu pelatihan khusus bagi guru tentang karakteristik dan kebutuhan ABK harus diadakan secara berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan guru sesuai dengan perkembangan terkini. Kurikulum inklusif perlu dikembangkan untuk memberikan panduan yang jelas bagi guru dalam menangani kebutuhan siswa. Kemudian Kerja sama yang solid antara guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan dukungan yang menyeluruh bagi ABK.
Peningkatan kemampuan guru bukan hanya tugas individu, tetapi juga tanggung jawab semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Bersama-sama, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi ABK, tutur Sri Wahyuni, M.Pd dosen pengampu mata kuliah Profesi kependidikan, Prodi Pendidikan Khusus Unilak. Pemahaman guru terhadap kebutuhan ABK merupakan kunci terciptanya pendidikan yang inklusif dan berkualitas. Dengan pelatihan dan dukungan yang memadai, guru dapat memberikan layanan pendidikan yang optimal sehingga setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang secara maksimal.
Penulis:
1. Dini Muktia Roza
2. Ibra Naziva Salwa
3. Sri Ramadhani
4. Rachman Fauzy
5. Bagas Pratama