Logo Tirainews.com

BKKBN Terus Memperkuat Kampung KB di Riau

BKKBN Terus Memperkuat Kampung KB di Riau
Foto : ist

Tirainews.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau terus memperkuat dan mendukung peningkatan kualitas kampung keluarga berencana (Kampung KB) di Provinsi Riau.

"BKKBN hadir untuk kesehatan bukan untuk membatasi jumlah anak, tapi untuk sehat jaraknya yaitu jarak kelahiran antar anak di keluarga harus diatur," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Agus Putro Proklamasi, Rabu (02/10/2019).

Dia mengatakan program KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas anak dan keluarga sehingga pasangan suami istri dapat merencanakan keluarga dengan baik untuk mendukung terciptanya generasi unggul Indonesia termasuk generasi emas di Provinsi Riau.

Agus menginginkan daerah yang menjalankan program kampung KB di Riau, dapat bangkit dan menjadi daerah yang lebih sejahtera serta keluar dari kemiskinan. Ibu-ibu yang ada di Riau didukung untuk dapat melahirkan anak-anak yang sehat dan kuat melalui pengaturan jarak lahir antar anak dan memperhatikan kesehatan reproduksi.

Lewat pengaturan jarak kelahiran minimal tiga tahun dan maksimal lima tahun, orang tua dapat mempersiapkan sumber daya termasuk aspek ekonomi untuk mendukung tumbuh kembang anak.

"Kehadiran Kampung KB untuk meningkatkan kualitas anak dan keluarga," tuturnya.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Hasto berdiskusi dengan warga dan memberikan pemahaman dan menambah wawasan masyarakat tentang pentingnya program KB dan pembangunan keluarga yang berkualitas termasuk dengan mengatur jarak kelahiran antar anak.

Sejauh ini, Provinsi Riau telah membentuk 338 kampung Keluarga Berencana (KB) yang tersebar di 12 Kabupaten/Kota. Dalam perjalanannya Kampung KB masih banyak yang jalan di tempat, namun di sisi lainnya ada yang berhasil berkembang dengan baik.

"Peluang untuk meningkatkan pengelolaan kampung KB saat ini cukup terbuka lebar dengan adanya dana desa. Harapan kita bersama kiranya Badan Pemberdayaan Masyarakat dapat mendorong pemerintahan desa melalui kepala desa untuk mendukung program kampung KB yang berada di wilayah desanya masing-masing," pintanya.

Dia menjelaskan resiko jika menikah muda sebelum umur 20 tahun, misalnya anak perempuan usia 16-17 tahun menikah, maka dia rentan terkena kanker serviks karena organ reproduksinya belum matang. Dia juga menekankan perempuan hamil saat berusia di atas 35 tahun rentan mengalami gangguan kesehatan seperti mengalami tekanan darah tinggi saat kehamilan dan gula darah lebih tinggi.

Sementara usia 21-35 tahun adalah masa yang ideal untuk hamil dan melahirkan bagi ibu dengan risiko kesehatan paling rendah.

Agus juga mendorong peningkatan pelayanan kesehatan bagi warga di wilayah Riau terutama untuk menjamin kesehatan ibu dan anak.