Logo Tirainews.com

Bergantung Hidup di Jalanan, Manusia Silver: Panas, Kulit Korengan

Bergantung Hidup di Jalanan, Manusia Silver: Panas, Kulit Korengan

Tirainews.com - Keberadaan manusia silver sudah tak asing lagi Kota Pekanbaru. Ciri khas mereka memakai cat di sekujur tubuh hingga menutupi wajah. Mereka bisa ditemui di setiap persimpangan traffic light di ibukota Provinsi Riau itu.

Selain itu, di jalanan mereka kerap bergaya seperti pantomim sambil menenteng kotak untuk menarik perhatian pengendara. Tujuannya, mendapatkan pundi-pundi uang.

Seperti Ridho (19), manusia silver yang ditemui di persimpangan Tabek Gadang Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru. Mamusia silver yang satu ini sudah menekuni pekerjaannya sejak awal tahun 2020.

"Kalau kerja di jalanan sudah kelas dari 2 SD, tapi kalau jadi manusia silver sejak awal tahun 2020," kata Ridho, Sabtu (25/9/2021).

Keberadaan manusia silver tidak di satu titik itu saja. Namun, mereka bukan sebuah komunitas. "Sebenarnya ini bukan komunitas sih kak," ungkap Ridho.

Ia menceritakan awal mulanya menjadi manusia silver karena mengikuti seorang teman. "Mulainya bebas, tapi biasanya dari jam 1 siang sampe malam. Pokoknya udah dapat uang untuk makan, untuk keluarga," tuturnya.

Penghasilan yang ia dapatkan setiap hari sebagai manusia silver kurang lebih Rp100.000. "Biasanya seratus ribu asal gak berhenti kerjanya," ucap Ridho.

Meski terlihat tenang sebagai manusia silver, ternyata cat yang dilumuri di sekujur tubuhnya itu terasa panas. "Kan ini dari chat minyak rasanya tuh panas, kulit kadang koreng-koreng (luka) gitu. Hilangkannya agak payah," keluhnya.

Masalah keselamatan, Ridho sadar tidak ada jaminan keselamatan bagi mereka saat bekerja di jalanan. Apalagi saat Satpol PP sedang berpatroli, Ia menghentikan aktivitasnya di persidangan itu 

"Yang namanya gelandangan, pengamen ya mana ada yang diizinkan. Sedangkan yang pedagang yang dipinggir jalan aja dilarang apalagi yang di lampu merah," jelasnya.

Meskipun begitu, Ridho mengaku, Ia dan teman-temannya tidak bisa berbuat banyak mengingat situasi pandemi saat ini. "Sebenarnya pekerjaan ini ga boleh, tergantung kitanya mau makan apa enggak. Gak kerja, gak makan," tutupnya.