Tirainews.com - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) di bawah bimbingan Guslinda SPd MPd bersama mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang merupakan tim Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Balek Kampung dalam program kerja Sosialisasi Pemanfaatan Minyak Jelantah menjadi Sabun Cuci Piring di Desa Padang Luas, Kampar.
Sosialisasi dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 24 Juli 2022 di Kantor Desa bersama PKK. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh ketua PKK Desa Padang luas Nurhidayani SPd. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan oleh mahasiswa dan mahasiswi kukerta yang terdiri dari 10 orang yang bernama Syamsu Kamarullah (Teknologi Hasil Pertanian), Melinda Sari (Pendidikan Kimia), Nadira Rizal Putri (Pendidikan Fisika), Hana Shepia (Pendidikan Kimia), Nurhafifah Nasri (Pendidikan Kimia), Fahmi Satrio Wicaksono (Teknologi Hasil Pertanian), Trisna Marliana Sari (Teknologi Hasil Pertanian), Swiji Paluvi Lasari (Teknologi Hasil Pertanian, dan Naufal Rasyid (Teknik Kimia) dan Daniel Firmansyah (Teknologi Hasil Pertanian).
"Sabun cuci piring ini berbahan dasar minyak jelantah, NaOH, Pewangi, Pewarna, dan Air. Semua bahan yang diperlukan dalam pembuatan sabun adalah bahan yang mudah di dapatkan di toko terdekat," ucap Melinda Sari.
Sehingga memudahkan masyarakat untuk merealisasikan dirumah masing-masing. Dan sosialisasi bertujuan untuk membantu masyarakat dalam memanfaatkan minyak jelantah yang sering dibuang begitu saja. Hal ini mengakibatkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, sosialisasi ini merupakan solusi yang tepat bagi masyarakat untuk mengurangi limbah minyak jelantah.
"Dengan adanya sosialisasi ini kami berharap sabun cuci piring ini dapat berkembang dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dalam meningkatkan perekonomian di desa Padang Luas," Ucap ketua KKN Syamsu Kamarullah.
Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan ucapan dari ketua PKK. “Kami ucapkan terimakasih kepada tim KUKERTA UNRI yang telah memberikan kami wadah untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi sebuah produk yang bernilai jual,” Nurhidayani.
